Selamat Datang di Blognya Aniqoh

Surat Wasiat

23 agustus 2004
Nenekku selalu mengajariku bagaimana cara sholat yang baik. Setiap suara adzan dikumandangkan, aku selalu dipanggilnya untuk berjama'ah di surau depan rumah. " Le, kamu harus bisa menjadi imam seperti Bapakmu".
" Ngajimu harus lebih bagus dari bapakmu. Dulu kakekmu selalu mengajarinya bagaimana cara ngaji yang baik. panjang pendeknya suatu bacaan dan..". kenang nenek sambil mengelus Wajahku.
Aku terharu melihat wajah nenek yang sudah mulai keriput dimakan usia.
Sebenarnya aku masih memiliki kedua orang tua. lengkap dengan kakek dan nenek. hanya saja aku lebih disayang dengan nenek dari ibu. lebih tepatnya selalu dimanjakan. Semenjak kakek meninggal. kasih sayangnya selalu tercurah kepadaku. Karena aku lahir tepat pada hari meninggalnya kakek.
kata nenek aku suami kecilnya.
Apapun keinginanku selalu diturutinya.
Walaupun kadang menimbulkan kontrofersi dengan ibu dan bapakku.
"Ojo kwater Le..ibumu wes tak Profokasi.."
suatu ketika aku ingin minta dibelikan gitar dan bola Volly.
Aku suka menyanyi dan main volly. walaupun aku sering bermain gitar dan bola dengan suara nyaring. tidak pernah dimarahi. hal ini membuatku dimanjakan dengan keadaan.
Namun, Tuhan selalu berpihak kepadaku. Aku selalu benar dimata nenekku. Sehingga tidak ada yang berani dengan titah nenek. Sebagai ketua keputrian rumah, nenek selalu menang dengan argumen yang kadang terlalu dipaksakan. untungnya aku tidak pernah mengecewakan mereka dalam hal apapun. otakku yang brilian dengan kemampuan yang bisa dibanggakan. baik akademis maupun non akademis.
aku selalu menjadi kejuaraan di setiap vestifal yang aku ikuti.
"Nek makasih ya...." Syukurku dlam hati mengingatnya.

20 september 2004
Nenek yang selalu melakukan hal ajaib dihadapanku. biasa membuat jarinya memutar. Bergelok dengan tangan hias diatas bulatan giok yang selalu dibawanya. kemanapun nenek pergi tak lupa dengan hiasan tangannya.pasti menyimpanya di saku. yaitu, tali yang selalu melingkar di perutnya. Walaupun kadang selalu celingukan mencarinya. kemana-mana nenek selalu membawa tasbih kecilnya. namun, nenek begitu sabar menuntunya. hanya sebentar-bentar terjaga dari tidurnya.
" Kapan kamu berangkat Nas.."
"Entah lah Nek..mungkin satu minggu lagi"
"Jangan lupa doakan nenek ya...semoga panjang umur dan bisa bertemu kembali denganmu."
" iya nek". tak terasa mataku lembab dengan air mata yang deras. membasahi jantung dan jiwaku. sehingga meronta. Menggelora. Karena akan meninggalkan orang-orang terkasih.
Aku mendapat Beasiswa untuk berangkat ke Mesir. Melanjutkan jenjang Licence di Universitas bergengsi dan tertua di Dunia. Yaitu Al-Azhar. Yang selalu menjadi impian bagi seluruh pelajar di Dunia.
"Le, Bawa ini ya. Buka setelah kau sampai di Mesir."
"Iya Nek."
Sebelum berangkat nenek membiskkan sesuatu ditelingaku.
Aku selalu ingat dengan kata-kata itu.
namun aku sering melupakanya. bahkan tidak melafazdkannya diwaktu pagi dan sore.

5 oktober 2004
Aku menginjakkan kaki pertama kali di mesir. Aku sedikit kaget dengan pemandangan alam yang sangat berbeda dengan negriku yang biasa disebut jambrut Katulistiwa. dengan keinadahan alamnya yang mengikat dan rakyatnya yang ramah membuat negriku seperti di syurga.
" Andai agama Islam turun di Indonesia mungkin tidak akan ada yang mau masuk islam."
" Pantas kalo di negri arab...Karena panasnya begini...." Aku terngiang dengan surat al-baqoroh yang remang-remang aku menghafalnya.Surga Al-Firdaus, Konon menjadi taman impian bagi umat manusia, didalamnya mengalir telaga Kustar yang tak pernah kering dengan embun kebahagiaan. tak terjangkau alam bawah sadar. Ditemani para Bidadari kayangan dari langit.

10 Desember 2004
Aku tinggal di kawasan h-10. tidak tinggal di asrama Buust al-islamyah yang terletak di kawasan Abbasea. Karena tidak ingin terikat seperti di pondok dulu. Aku tinggal berlima dengan keempat kawanku. Imam, Fatih, Muhammad dan Roni. Aku lumayan dekat dengan Roni. dia teman seangkatanku waktu di ma'had.
" Ron...mau kemana?"
" ke Warnet.."
" Chating ya..."
" Iya....yuk ikut"
"iya..."tanpa basa-basi aku langsung meluncur dibelakang Roni. aku teringat dengan nenekku. Biasanya yang masak, menyiapkan baju, dan memberku uang adalah nenek. walaupun
ah..nenek...aku rindu padamu. namun hanya semu dalam kalbu.
"aku pingin telfon rumah." bisiku dalam hati. belum bisa aku menghubungi rumah. Wakti sudah menunjukkan pukul 15.00. Tidak terasa, sudah tiga jam aku berasyik ria dengan internet.
Stelah beberapa hari di Mesir. serasa dibuaikan dengan fatamorgana yang fana. Aku hampir lupa dengan tujuan awalku dari rumah. mulai dengan game, Sisha, film, jalan-jalan dan masih banyak hiburan baru yang aku gemari. aku semakin nyandu dengan rokok. bahkan sisha rasa strawbery tak pernah terlewatkan.

25 desember 2004
Ujian term pertama akan dimulai besuk. Dengan keterbatasan kosakata yang aku miliki membuatku sulit untuk memahami muqoror yang selalu kupegang. Dengan kamus al-Asry yang selalu menemaniku belajar.
Siang malam aku belajar.Dengan bimbingan kak Fatih akhirnya mampu untuk menakhlukkan Muqoror dengan berbagi jurus yang aku praktekkan.
" Kak belajar bahasa Arab itu sulit ya?"
"Nggak juga, jika kamu mau terus belajar dan berusaha pasti bisa."
"Tapi..."
"tapi kenapa Nas, Bukankah kamu sudah berusaha. Ingatt..Alloh tidak akan menzalimi hambanya."
"Tapi Anas takut kak..takut ngecewain semua orang.terutama nenek."
"Iya..kakak juga tahu..."
"Tetap semangat ya doa kakak selalu menyertaimu, seberat apapun harus tetap dijalani."

24 maret 2005
"Seorang laki-laki itu lemah"
"Tubuhnya dikaruniai otot dan tenaga yang kuat daripada kaum perempuan, untuk melindungi hati dan perasaanya yang gampang sekali rapuh untuk menghadapi cobaan hidup. Seperti sang Bima dalam cerita pewayangan.kelihatanya saja kasar dan tak mau mengalah. Tapi sebenarnya dia tidak memiliki apa-apa selain kekerasan itu. Hanya itu bekalnya untuk menutupi dirinya yang serba kekurangan."
"Kamu jangan egois."
"Tapi aku harus bagaimana kak?"
" Wanita bukanlah makhluk lemah, tapi makhluk yang kuat."
"Dewi Arimbi adalah raksasa yang perkasa, tetapi keperkasaanya bukan keperkasaan jasmani, melainkan keperkasaan rohani. Di dalam riwayat hidup putra kedua pandawa ini, Bima dikenal sebagai lambang kekasaran dan kejujuran, tetapi bima tidak pernah melakukan kesalahan-kesalahn rohani, sebagaimana yang dilakukan oleh Arjuna. Dia selalu teguh, karena Bima memiliki seorang yang perkasa didalam rumah tangganya. Ia punya dewi arimbi yang memberinya seorang putra perkasa Gatutkoca."
" Jangan terlalu dipikir, nanti sekolahmu tambah berantakan."
" Bapakmu kawin lagi mungkin ada alasan lain."
"Tapi kenapa nggak bilang sama Anas kak?"
"Kamu harus seperti Gatutkoca."
"Ambillah hikmah yang tersimpan dari Rahasia Tuhan selama ini."
"Karena kita nggak tahu apa yang akan terjadi."
" Jangan Sedih lagi!"
" Kita hanya menjalani hidup. Kita diberi akal untuk memilih. Kamu jangan sampai kalah dengan bapakmu."
" Tunjukkan kepada ibumu."
" Dia butuh anak yang soleh untuk dijadikan cermin, kalo cerminya pecah dia akan ngaca pada siapa lagi".
"Kuatkan dirimu..!!"
"Jalan hidupmu masih panjang."
Kata-kata kak Fatih masih terngiang keras ditelingaku. membuatku tenang, namun ketenangan itu tidak betah tinggal dibenakku. hanya beberapa jam aku tenang. Aku teringat tangisan ibu, terisak menyesak di dalam hati. terus menangis. sampai bengkak kedua matanya oleh air.
Hanya diam yang bisa aku lakukan. Berdo'a agar Ibu betah menghadapi bapak yang Keras Kepala. Bapak sering marah dan suka kalap. kalau sudah kalap selalu lupa daratan. Apapun yang ada didepannya selalu dilempar. Padahal Bapakku adalah cermin bagi masyarakat. Andai mereka tahu busuknya bapakku. Mungkin tidak ada yang mau memanggilnya Pak Kyai.

12 Agustus 2005
Aku Roshib....Itu natijah yang aku terima. walaupun aku sedih, tapi kesedihanku tidak sebanding dengan kesedihan yang dialami ibu.
Hidupku di Mesir semakin berantakan. tidak jelas dan tidak tahu jluntrungnya. Kak fatih yang selalu menasehatiku entah kemana sekarang. Aku ditemani kesedihan, kepiluan dan kekecewan.
Kebahagian itu tidak lagi mampir dalam jiwaku. Aku jarang tersenyum dan kelihatan sayu.
" Le gimana Natijahmu?"
"Alhamdulillah bu."
"Syukurlah Le, Ibu juga ikut seneng."
Aku rela berbohong untuk natijahku ini. karena ini adalah tanggungjawabku. Dan aku tidak ingin melihat kesedihan lagi diraut muka ibuku. Suatu saat pasti aku akan jadi orang sukses.
"Jaga diri baik-baik ya Le."
" Cepet Pulang."
" Semoga apa yang kau impikan diijabahi Pengeran seng nggawe urip."
"Ojo lali sholate tepat waktu. Ojo sering diqodlo sholate. terutama sholat subuhe ojo campur karo serngenge."
Tiba-tiba telfon terputus. Mungkin pulsanya sudah habis. Tidak terdengar lagi suara ibu yang merdu mendera ditelingaku.
memberi ketentraman tersendiri dalam Kalbu.

17 Oktober 2005
Hari ini adalah hari Ulangtahunku yang ke-22. Ibu, bapak dan nenekku selalu memberi ucapan dan kado. walaupun seringnya hanya untaian kata yang tak bernyawa, aku tetap senang mendengarnya. Bahkan, tiap tahun di ulangnya aku tidak akan pernah bosan. Karena hari itu adalah hari bersejarah bagiku. Hari yang sangat aku tunggu.
Kini Suara tawa ibu dan Bapakku tidak serenyah yang dulu. Aku kembali kalut.
Walaupun mereka masih ingat hari ulangtahunku tapi keharmonisanya agak berkurang. Tak kudengar lagi sendau gurau dalam telfon. kata-kata datar dan hambar yang ku dengar.
Tapi kali ini lain. Kenapa nenek nggak ikut telfon. Apa yang terjadi.
Aku berusaha menghilangkan file-file buruk yang ada didalam otakku. Aku menepis kemungkinan yang terjadi pada nenekku. Tiba-tiba aku teringat dengan bingkisan nenek yang belum aku buka. Aku mencarinya di koper. Ternyata masih tersimpan rapi di selipan koper. aku lupa membukanya. karena tak terjangkau oleh mataku. Perlahan kubuka apa yang dibungkus nenek. sebuah tasbih dan surat.
Terdengar suara dering hp kesayanganku.
"Halo..."
"Alhamdulillah...knapa bu."
"Ada apa Bu...kok ibu menangis?"
" Apa yang terjadi?"
" Katakan pada Anas Bu."
"Innalillahi wa Inna Ilai Roji'un."
aku tidak bisa membawa perasaanku. aku nggak kuat jika harus ini yang aku terima.
Perlahan kubuka surat nenek dengan gemetar membasahi relung jiwaku. Serasa dunia menjatuhiku dengan beban yang berat. knapa ini bertepatan dengan tanggal lahirku????
by; Cioh

0 comments:

Post a Comment

About This Blog

  © Blogger template The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP