Selamat Datang di Blognya Aniqoh

Yang Tak Berbeda Dengan Kebiadaban Israel


Konflik bebuyutuan antara Palestina dan Israel, bukan sekedar konflik biasa antar dua negara. Konflik tersebut pada hakekatnya adalah perlambang dua kekuatan besar. Arogansi Israel mencerminkan kesemena-menaan AS dan sekutunya. Sedang Palestina, adalah wujud kekerdilan bangsa Arab dalam menghadapi invansi militer luar.

Palestina semakin terpojok secara militer dan politik. Namun seperti biasanya, pemimpin Arab diam seribu bahasa. Sejarah mengatakan bahwa pemimpin Arab adalah orang-orang yang selalu terjebak dengan kepentingan diri dan kelompoknya saja. Iraq melihat Iran dari sisi Syiahnya, Iran memandang Saudi dari Wahabinya, begitu juga Saudi melihat Iraq dari sisi Sunninya. Sedang Mesir memilih diam untuk mengamankan posisinya. Ego promordial ini yang kemudian memunculkan keengganan untuk prihatin terhadap sesama Arab, bahkan terkadang menimbulkan pertikaian berdarah.

Konflik sektarian diatas jelas merupakan peluang bagi Amerika untuk segera mendulang keuntungan politik. Karena untuk memenangkan konflik dengan saudaranya sendiri, sebagian negara-negara Arab akhirnya harus menjalin hubungan manis dengan AS. Padahal nyata-nyata mereka mengecam AS dan sekutunya sebagai negara yang mendalangi seluruh konflik di kawasan Timur Tengah.

Arab Saudi dan Mesir adalah segelintir dari negara tidak konsisten terhadap sikap politknya. Ketika palestina disergap kebiadaban Israel, segera mereka mengutuknya. Namun dibalik sikap politknya itu, Saudi dan Mesir juga menjalin skandal Ekonomi dan Militer dengan AS. Hanya sedikit negara Arab berani menanggung resiko hidup miskin tanpa bersentuhan dengan Amerika, seperti halnya Iran dan Libya.

Dan kemarin korban jatuh lagi. Lebanon meradang kesakitan, akibat kekejian militer Israel. Dan sama; masih seperti yang dulu lagi, negara-negara Arab tetap saja membiarkan pembunuhan besar-besaran terhadap apa yang disebut Israel sebagai "para teroris". Hanya Iran yang dengan sedikit keberaniannya berani terang-terangan prihatin dengan keadaan tersebut.

Sungguh mengherankan sekali, negara Arab yang begitu banyak jumlahnya bisa dibuat tak berkutik oleh negara yang hanya mempunyai wilayah kecil seperti Israel. Bahkan Liga Arab sebagai forum persatuan negara Arab, ibarat forum arisan saja, lebih banyak berkumpul untuk membahas isu, dari pada berkerja untuk mengimplementasikan solusi. Jadi kalau orang berangan-angan bahwa suatu saat negara-negara Arab berkumpul dalam satu visi, kemudian ramai-ramai mengeroyok Israel adalah sebuah fantasi yang konyol.

Negara-negara teluk seakan tidak sadar bahwa zionisme adalah bagian dari rencana dan strategi AS untuk mewujudkan "Israel Raya". merupakan horor bagi seluruh kawasan Timur-Tengah. Namun justru ini yang tidak pernah disadari oleh bangsa-bangsa Arab. Mereka tetap merasa nyaman dengan cadangan sumber daya alam dan minyak yang melimpah ruah. Sehingga melanggengkan praduga bahwa tidak mungkin bagi AS dan sekutunya mengusik negeri-negeri petrodolar tersebut. Tapi konpensasi politik apa yang akan diterima jika tambang minyak dan sumur-sumur gas sudah tidak menghasilkan apa-apa lagi ?. Jelas tidak sebanding dengan isy baladi yang diberikan Amerika kepada Mesir, atau jaminan militer yang ditermia Arab Saudi.

Mungkin ada benarnya pendapat yang mengatakan bahwa kebangkitan Islam sudah tidak mungkin diharapkan lagi kemunculannya dari Timur Tengah. Tumpuan umat Islam sekarang harus berpindah kepada negara-negara berkembang seperti Malaisyia dan Indonesia.

Lebanon dan Palestina adalah penguji bangsa Arab. Sejauh mana komitmen mereka untuk menghadang kezaliman AS dan Israel yang semakin tak terkendali. Sedang sampai saat ini, sikap yang ditampilkan jelas jauh untuk dikatakan memperjuangkan rakyat Palestina dan Lebanon. Malahan cenderung menutup mata terhadap kebiadaban Israel. Walaupun dengan kekuatan militer, sebenarnya mereka mampu meminimalisirnya. Ini berarti sama halnya dengan berbuat kebiadaban itu sendiri. Jadi negara-negara Timur Tengah yang diam dengan kebiadaban yang menimpa saudaranya, sama biadabnya dengan Israel itu sendiri. Sebab pada hakekatnya, ada dua model kejahatan, yang pertama membuat kejahatan itu sendiri, dan yang kedua; membiarkan kejahatan merajalela di sekitarnya.

0 comments:

Post a Comment

About This Blog

  © Blogger template The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP